2nd Journey : Long Hubung, Kalimantan Timur

Hari itu, suatu hari di siang yang terik bersama sang kekasih di pelataran kampus tercinta sehabis menghadiri seminar PKL sahabat, saya dipanggil oleh Bapak M Aziz dan terjadilah dialog berikut :

Pak M Aziz (MA) : Zulfikar, minat TA di Batubara ga?

Saya (ZB) : Sepertinya minat Pak, ada tawaran kah?

(MA) : Ya nih, teman saya ada tawaran buat TA di batubara, tapi dia minta yang bisa map info, bisa kan? Teman saya ini baik koq.

(ZB) : Boleh pak, dengan senang hati. Kapan bisa berangkat Pak?

(MA) : Oke, nanti saya SMSkan nomer kamu ke dia, namanya Pak Ben, biar kamu berhubungan langsung dengan dia.

(ZB) : Oke pak, terimakasih.

Ya, itulah dialog singkat Saya dengan Bapak M Aziz yang menjadi cikal bakal Saya untuk kembali terbang menuju Kalimantan untuk yang kedua kalinya.

Ya itulah draft tulisan saya yang tak terasa sudah terendapkan selama hampir dua tahun,ya benar,dua tahun lamanya saya fakum dalam dunia tulis mencoret.
Menarik,hal yang dibahas diatas merupakan perjalanan saya ke Kalimantan yang kedua kalinya. Kenapa menarik?karena saya saat ini sudah berulang kali berangkat lalu kembali lagi ke tanah Kalimantan ini. Ya,saat saya menulis ini,saya sedang di Kalimantan (yang entah sudah keberapa kali saya berangkat pergi kesini),sedang siap tidur bermimpi indah. Semoga tulisan ini menjadi awal saya kembali aktif menulis. Aamiin. Terimakasih. Selamat malam,selamat tidur.
Salam, Zulfikar Basyuni.

GeoAndroid : Rocklogger

Selamat datang di blog saya, bersedia mengunjungi dan menghayati isinya. Kali ini ada pembahasan baru di blog saya yang saya namai “GeoAndroid”, ya, maksudnya adalah aplikasi keluaran Android yang berguna bagi ilmu geologi. Untuk edisi pertama ini, saya memberikan bahasan tentang aplikasi Android yang berfungsi sebagai “Buku Catatan Lapangan”, yaitu Rocklogger (tentunya tersedia tak berbayar, alias gratis).

Penjaga Sumur (Wellsite)

Alhamdulillah, rasa syukur tak pernah habis kuhaturkan ke Yang Maha Agung Allah SWT yang memberikan rencana hidupku yang terbaik. Ya, seperti telah tertulis ditulisan sebelumnya, saya sempat “kecewa” karena menolak tawaran bercengkrama dengan batuan di Pulau Cendrawasih (yang akhirnya dari UNSOED berangkat 14 orang dan telah kembali kebumi tercinta Purwokerto-Purbalingga dengan selamat sehat sentosa, sukses buat kalian kawan). Namun akhirnya, dari perasaan kecewa tersebut terdapat rencana Allah SWT yang sangat indah teruntukku : Berkenalan dan bergaul dengan “Si Hitam” penghuni Borneo -Coal-. Tepatnya selama 39 hari saya berada di Borneo untuk melakukan tugas saya sebagai “Penjaga Sumur” walaupun hanya sumur tempat berhuninya si hitam -coal-.

Teori Batubara

Rasa kecewa dan menyesal tidak bisa saya hilangkan begitu saja. Berawal dari mendapat tawaran pengalaman kerja yang datanya bisa digunakan untuk tugas akhir sampai tawaran pemetaan geologi di Pulau Cendrawasih sana. Kekecewaan bermula dari ketidakpastiannya tawaran pengambilan data tugas akhir dan yang menambah kecewa adalah saya “menolak” tawaran bercengkrama dengan batuan penghuni Sang Cendrawasih. Tentunya penolakan ini didasari oleh berharap jadi mendapatkan kesempatan pengambilan data tugas akhir. Kecewa dan menyesal sebaiknya memang harus dihindari. Sekarang saya tetap menunggu terealisasinya kesempatan pengambilan data untuk tugas akhir dan sangat berharap akan cepat terlaksana. Terpenting dari hal tersebut adalah saya sangat yakin bahwa ini merupakan rencana Allah yang terbaik untuk saya. Amien.

Untuk mengobati hal tersebut, saya ingin mengulas beberapa teori tentang batubara yang saya dapat di bangku perkuliahan.

Dari pengertiannya, batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari endapan yang memiliki kandungan organik tinggi, terutama oleh tumbuh-tumbuhan yang kemudian mengalami proses pembatubaraan.

All About Coal

Batubara Jenis Antrasit

Batubara merupakan salah satu komoditi tambang yang utama di Indonesia, negeri tercinta kita ini. Hal tersebut mengakibatkan banyak yang tertarik akan komoditi batubara ini. Sehingga secara tidak langsung seorang geologist sangat diperlukan dalam “pemburuan” sumber batubara baru. Di Indonesia, batubara dengan cadangan besar tersebar di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Di Pulau Jawa pun terdapat batubara, namun batubara di Pulau Jawa tidak seekonomis batubara di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan (dihitung dari besar cadangannya).